spot_img

PC GP Ansor Pijay Gelar DTD Angkatan I

0

Pidie Jaya – Panitia Pelaksana Diklat Terpadu Dasar (DTD) Angkatan I Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pidie Jaya Tgk. Zaharullah, MA mengatakan selaku Warga Nahdliyin harus siap mencegah pemahaman radikalisme

“Kita selaku Warga Nahdliyin terlebih Seorang Banser harus ikut serta dalam menangkal Virus-virus radikalisme, yang mana pada masa ini sudah tak terelkan penyebarannya dikalangan Masyarakat khususnya Masyarakat awam yang mudah terbawa arus dan mudah tergiring hoaks,” katanya dalam releasnya kepada media ini, Sabtu,(15/2/2020).

Tgk. Zaharullah menambahkan melalui kegiatan tersebut diharapkan peserta dapat mengikuti dengan lancar sampai selesai serta mampu membangkitkan ghirah NU serta bisa menjadi seorang Kader.

Sementara itu, Tgk. Ikhwani Daudsyah, MA selaku Ketua NU Pidie Jaya sangat bangga atas kerjasama semua pihak atas terselenggaranya DTD ini dan berharap ke tentang ke-Nu-an sembari menyemangati Peserta DTD

“Kita ini sudah terlahir sebagai NU (Nahdliyin) maka Kita patut bangga dengan ke-NU-an yang Kita miliki dan sampai nantipun Kita adalah NU yang perlu menjaga marwah-marwah NU dan kepada peserta DTD untuk bersungguh dalam mengikuti diklat,” ulasnya

Sementara itu Sekretaris Pengurus Wilayah GP Ansor Aceh Azwar A. Gani mngatakan akan memperketat proses pengkaderan di setiap cabang dan jenjang pengkaderan. Kebijakan tersebut diterapkan untuk mencapai tujuan organisasi.

“Kita akan perketat proses pengkaderan dan memperkecil gerak kader karbitan di organisasi ini. GP Ansor hari ini membutuhkan kader yang militan untuk membela Negara dan kepentingan Aswaja

Gerakan Ansor itu sebagai garakan bermanhaj Aswaja harus dilihat secara objektif bukan dengan isu yang dihembuskan media-media selama ini. Lanjut nya

Azwar A Gani juga menyatakan bahwa DTD ini merupakan bentuk penguatan kaderisasi dan konsolidasi kebangsaan mencegah berita hoaks yang menganggu keutuhan NKRI.gerakan Ansor itu sebagai garakan bermanhaj Aswaja harus dilihat secara objektif bukan dengan isu yang dihembuskan media-media selama ini

“Kita harus segera bangun konsolidasi untuk membawa perubahan di organisasi Ansor. Bagaimana hari ini kita menjadi mitra pemerintah untuk mengisi pembangunan dan bersinergi dengan ormas-ormas yang lain,” kata Azwar.

PW GP Ansor Aceh selama ini aktif melakukan pengkaderan di seluruh pimpinan cabang untuk meningkatkan jumlah kader dan konsolidasi internalnya melahirkan kader yang mampu militan dalam membumikan aswaja

” DTD menjadi media efektif untuk menumbuhkan loyalitas militansi dan kekompakan dalam menggerakkan organisasi. Sebab para kader selain digembleng secra fisik juga terdapat doktrinasi ajaran ajaran Islam Ahlusunnah WalJamaah Ala Nahdliyah yang akan menjadi bekal bagi para kader,” lanjutnya.

Terakhir PW Ansor sangat mendukung Surat Edaran (SE) Plt Gubernur Aceh. Surat edaran tersebut beirisi tentang Larangan Mengadakan Pengajian selain dari Itiqad Ahlus Sunnah Waljamaah yang Bersumber dari Hukum Mazhab Syafi’iyah.

Untuk diketahui Peserta yang mengikuti DTD Ke-1 sebanyak 45 Peserta dengan tiga orang instruktur masing-masing Tgk. Azwar A. Gani, Tgk. Mahdi dan Tgk. Suhendri.

Ketua NU Bireuen Aceh: Maulid Sarana Meneladani Akhlak Rasulullah

Bireuen, NU Online Memperingatan  kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid dapat dijadikan sarana untuk mengingat kembali kisah perjuangannya. Tentunya dari kisah-kisah itu, setiap orang diharapkan dapat meneladani kepribadian baginda Nabi.

“Ini bulan istimewa karena bisa dijadikan momentum mengingat kembali sejarah dan mengingat kembali kehidupan Nabi. Lalu, kita mengambil pelajaran dari situ,” kata Tgk Muntasir A Kadir, Sabtu (9/11).

Menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bireuen, Aceh ini, salah satu amalan yang paling istimewa dalam memperingati maulid adalah berkaitan dengan ilmu.   “Momentum maulid Nabi bukan hanya dengan memperbanyak shalawat, Adapun amalan istimewa lain adalah meraih ilmu lewak taklim. Jangan cuma doa, tapi ilmu tidak bertambah,” kata Rektor Institut Agama Islam Al-Aziziyah (IAIA) Samalanga, Bireuen tersebut kepada NU Online.   Pimpinan Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek Samalanga itu menyebutkan seluruh kisah Nabi Muhammad dapat dipelajari dan diambil hikmahnya.

“Salah satu contohnya, saat Nabi lahir dan tidak ada yang mau menyusuinya karena masuk dalam kategori miskin dan dianggap tidak mampu membayar.

Namun, Halimah Sa’diyah seorang ibu yang bekerja untuk menyusui bayi Arab, mau menyusui Nabi Muhammad walaupun air susunya sudah sulit keluar,” urainya.   Lebih lanjut, Ayah (sapaan akrabnya) menguraikan sebagaimana dalam tarikh Islam disebutkan keledai kurus yang ditumpangi Nabi Muhammad menjadi berisi dan air susunya pun keluar dengan lancar.   “Tentunya di balik kisah ini, dapat diambil hikmah bahwa siapa saja yang dekat dengan Nabi akan diberi kemudahan, rezeki mengalir terus dan masih banyak kelebihan lain,” tutur alumni Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Samalanga tersebut.

Hal yang juga penting dari memperingati maulid adalah meneladani segala aspek dari sosok Nabi Muhammad SAW.   “Terakhir, momentum maulid hendaknya bisa meneladani Rasulullah dalam segala aspek teruma akhlakul karimah baik soal kejujuran, kepemimpinan, dan yang lain,” pungkasnya.

Kontributor: Bang Helmi

Editor: Ibnu Nawawi

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/113293/ketua-nu-bireuen-aceh–maulid-sarana-meneladani-akhlak-rasulullah-

Al-Mursyid Abu Mudi Tampil di Masjid Raya Baiturrahman Aceh

Banda Aceh, NU Online Al-Mursyid Syaikh H Hasanoel Basri HG atau akrab disapa Abu Mudi kembali mengisi pengajian rutin tasawuf, tauhid, dan fiqih atau Tastafi Aceh yang akan digelar di Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh, Jumat (8/11).   “Insyaallah, malam ini kami kembali menggelar pengajian rutin Tastafi yang akan disampaikan oleh almukarram Abu Mudi Samalanga dengan kajian kitab Mukhtasar Ihya Ulumuddin atau nama lain kitab Almursyidul Amin bertema tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW,”  kata Tgk Syarifuddin, salah seorang pengurus pengajian Tastafi Banda Aceh kepada NU Online.

Sementara itu, Koordinator Majelis Pengajian Tastafi Pusat MRB Banda Aceh Tgk Marwan Yusuf sangat mengharapkan agar masyarakat yang berada di seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar bisa ikut meramaikan.   “Pengajiannya akan dilaksanakan nanti malam pukul 20.00 wib atau usai shalat Isya berjamaah di Masjid Raya,” jelasnya.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”rand”]

Hal tersebut penting sebagai syiar sekaligus sarana menambah pengetahuan terkait masalah agama Islam, khususnya tema tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan ini juga berlaku secara umum dalam artian siapa saja boleh hadir dan diperkenankan untuk menyukseskan kajian dengan membawa saudara, teman dan handai tolan.    “Karena itu kami mengimbau kepada alumni dayah, santri dan masyarakat serta seluruh pecinta ilmu untk sudi kiranya hadir dalam pengajian yang diasuh almukarram Abu MUDI tersebut,” pinta putra kelahiran Lueng Putu, Pidie Jaya itu.

Namun demikian, panitia juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan khususnya radio agar kegiatan dapat diterima oleh warga yang berhalangan hadir maupun lantaran jauhnya lokasi.    “Pengajian Tastafi juga akan disiarkan secara langsung oleh Radio RRI Programa 1. 97,7, Radioqu Al-Bahjah,Tree FM, Tos Fm, Radio Mutiara Beurenuen dan Radio Yadara,” jelasnya.

Diharapkan dengan disiarkannya kajian lewat radio akan semakin meluaskan syiar, sehingga berbagai lapisan masyarakat dapat menjangkau.    “Karena dengan ikhtiar ini, akan kian bermanfaat serta tentunya menjangkau lokasi yang lebih luas,” tandasnya.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/113253/al-mursyid-abu-mudi-tampil-di-masjid-raya-baiturrahman-aceh

Ribuan Santri dan Dewan Guru Dayah di Aceh Meriahkan Maulid

Bireuen, NU Online Sejumlah kegiatan dalam rangka menyambut maulid Nabi Muhammad SAW mulai digelar di sejumlah tempat. Aneka acara demikian semarak sebagai ungkapan rasa cinta atas sosok baginda Nabi dan meneladani kiprahnya.   Pemandangan serupa juga ditunjukkan sejumlah pesantren yang kalau di Aceh disebut dengan dayah. Seperti Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) atau Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen yang lebih dikenal dengan Dayah MUDI Samalanga.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]

Syaikhuna al-Mursyid H Hasanoel Basri atau yang di kenal dengan Abu MUDI selaku Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga bersama ribuan santri dan dewan guru melantunkan shalawat.   “Ini sarana menyambut malam maulid Rabiul Awal sebagai malam kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW di Masjid Po Teumeuruhom yang ada di kompleks dayah kami,” katanya, Kamis (7/11).

Kegiatan yang demikian meriah tersebut digelar setelah shalat Magrib berjamaah dan diikuti sejumlah jamaah dari berbagai daerah.   Abu MUDI beserta para wadir dan pengurus teras serta kepala bagian serta dewan guru dan santri sangat bersemangat dalam melantunkan shalawat. Lantunan dzikir juga mengiringi menyambut kelahiran orang paling mulia yakni Nabi Muhammad SAW. Bahkan kegiatan berlangsung sejak usai Magrib hingga menjelang tengah malam.

Pantauan NU Online, lautan putih dengan jubah dan surban para jamaah ikut menyemarakkan acara shalawatan dan zikir malam ini yang merupakan agenda resmi dayah.   “Ini sebagai bentuk mahabbah atau rasa cinta serta mengenang kelahiran sayyidul mursalin, Muhammad SAW,” ungkapnya.

Hingga berita diturunkan Al-Mursyid Abu MUDI Samalanga, Abi MUDI (wadir I), Abah Said (wadir II), Abiya MUDI (wadir III) dan beberapa guru sepuh dan senior MUDI beserta santri lain sangat antusias dan khusyuk berdzikir dan bershalawat.   Mereka terlihat larut dengan bacaan shalawat dan diselingi dzikir sebagai bentuk rasa cinta dan rindu akan sosok pendakwah yang telah mengubah kawasan Arab sehingga menjadi lebih bermartabat.     Kontributor: Bang Helmi

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/113233/ribuan-santri-dan-dewan-guru-dayah-di-aceh-meriahkan-maulid

Ulama Karismatik Abu Salim Lamno Wafat, NU Aceh Berduka

0

Aceh Jaya, NU Online Bumi Aceh kembali berduka. Hanya beberapa hari usai wafatnya Abu Singgah Mata, kini ulama berkarisma Aceh yakni Abu Salim Lamno kembali menghadap ilahi, Rabu (6/11) sekitar pukul 21.30 WIB bertempat di Gampong Janguet Kecamatan Indra Jaya (Lamno) Kabupaten Aceh Jaya, Aceh.   Kepergian ulama kharismatik Aceh ini merupakan duka yang mendalam bukan hanya bagi warga Lamno dan sekitarnya, juga masyarakat secara umum.   Informasi yang dihimpun NU Online, Abu Salim selama dua tahun belakangan jatuh sakit, semenjak itu sudah tidak leluasa lagi dalam bergerak. Sehari-harinya dirawat oleh kerabat dekatnya, dan tinggal di komplek Masjid Sabang Lamno.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=” Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”yes” number=”4″ style=”list” align=”left” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]

Almarhum menurut keluarga dekat dikebumikan hari ini Kamis (7/11) di kompleks Masjid Sabang Lamno.   Usai mendapatkan informasi tersebut, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh, Tgk H Faisal Ali atau akrab disapa Lem Faisal langsung mengucapkan bela sungkawa atas berpulang ke rahmatullah Abu Salim Lamno.   “Atas nama keluarga besar PWNU Aceh  mengucapkan bela sungkawa yang mendalam dan turut berduka cita atas meninggalnya ulama kharismatik Aceh Abu H Salim Lamno yang sudah berumur 100 tahun lebih,” ungkap ulama yang juga Wakil Ketua MPU Aceh, Kamis (7/11).   Lebih lanjut Lem Faisal selaku Pimpinan Dayah (pondok pesantren) Mahyal Ulum Al-Aziziyah Sibreh, Aceh Besar itu mengatakan Abu Salim Lamno merupakan ulama kharismatik Aceh yang  yang dikenal alim, ahli sufi dan tasawuf. Yang bersangkutan juga tercacat sebagai murid Syaikh Abuya Muda Waly al-Khalidy.   “Kepergian ulama merupakan padamnya lentera bumi dan ini hendaknya menjadi ‘ibrah dan pelajaran untuk kita. Dan mari kita panjatkan doa semoga almarhum diampuni dosanya dan husnul khatimah,” pinta alumni MUDI Samalanga itu.     Kontributor: Bang Helmi Editor: Ibnu Nawawi

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/113208/ulama-karismatik-abu-salim-lamno-wafat–nu-aceh-berduka

Tgk Jamaluddin Idris-Tgk Muntasir A Kadir Pimpin NU Bireuen Aceh

Bireuen, NU Online Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bireuen, Aceh sukses menggelar Konferensi Cabang atau Konfercab IV. Dari permusyawaratan tertinggi tersebut diputuskan Tgk Jamaluddin Idris dan Tgk Muntasir A Kadir sebagai pemimpin untuk maka khidmah lima tahun mendatang.   Tgk Muntasir A Kadir atau sering disapa Ayah Muntasir Batee Iliek terpilih sebagai Ketua  PCNU Bireuen untuk masa khidmah 2019 hingga 2024. Hal tersebut berdasarkan hasil kesepakatn Konfercab PCNU Bireuen, Ahad (3/11) lalu di kampus Insitut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga.

Sekretaris Panitia, Zulkifli Nurdin mengatakan, Konfercab dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Faisal Ali (Lem Faisal) dan  pengurus lainnya beserta rombongan.   Mereka menjadi saksi sekaligus memimpin sejumlah rapat komisi dan pleno yang diikuti sejumlah utusan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bireuen tersebut.   Zulkifli menambahkan dalam pertemuan musyawarah IV tersebut ada dua calon yang dimunculkan. Keduanya adalah Tgk Muntasir A Kadir  dan Tgk Murdadha Yusuf.   “Pada prosesi pemilihan, Tgk Muntasir A Kadir memperoleh 32 suara, sedangkan Tgk Murdadha Yusuf hanya mendapatkan dua suara,” jelasnya.   Dengan hasil tersebut, maka Konfercab menetapkan dan memutuskan Tgk Muntasir A Kadir sebagai ketua.    Hingga kini, Tgk A Kadir tercatat sebagai Rektor IAI Al-Aziziyah Samalanga yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek sebagai Ketua PCNU Bireuen.

Zulkifli menyebutkan untuk jabatan Rais PCNU Bireuen dinahkodai Tgk Jamaluddin Idris yang juga imam besar Masjid Agung Bireuen.    Menyangkut kepengurusan lengkap, tim dari rais dan ketua terpilih akan duduk bermusyawarah menetapkan sekretaris, bendahara dan pengurus lengkap lainnya pada kesempatan lain.   “Sementara itu Ketua PCNU sebelumnya diketuai Tgk Saifullah atau dikenal dengan sebutan Abiya Doktor dan Rais Tgk HM Yusuf A Wahab atau lebih dikenal dengan panggilan Tusop,” tutupnya.     Kontributor: B Helmi Editor: Ibnu Nawawi