spot_img

Tgk Jamaluddin Idris-Tgk Muntasir A Kadir Pimpin NU Bireuen Aceh

Bireuen, NU Online Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bireuen, Aceh sukses menggelar Konferensi Cabang atau Konfercab IV. Dari permusyawaratan tertinggi tersebut diputuskan Tgk Jamaluddin Idris dan Tgk Muntasir A Kadir sebagai pemimpin untuk maka khidmah lima tahun mendatang.   Tgk Muntasir A Kadir atau sering disapa Ayah Muntasir Batee Iliek terpilih sebagai Ketua  PCNU Bireuen untuk masa khidmah 2019 hingga 2024. Hal tersebut berdasarkan hasil kesepakatn Konfercab PCNU Bireuen, Ahad (3/11) lalu di kampus Insitut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga.

Sekretaris Panitia, Zulkifli Nurdin mengatakan, Konfercab dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Faisal Ali (Lem Faisal) dan  pengurus lainnya beserta rombongan.   Mereka menjadi saksi sekaligus memimpin sejumlah rapat komisi dan pleno yang diikuti sejumlah utusan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bireuen tersebut.   Zulkifli menambahkan dalam pertemuan musyawarah IV tersebut ada dua calon yang dimunculkan. Keduanya adalah Tgk Muntasir A Kadir  dan Tgk Murdadha Yusuf.   “Pada prosesi pemilihan, Tgk Muntasir A Kadir memperoleh 32 suara, sedangkan Tgk Murdadha Yusuf hanya mendapatkan dua suara,” jelasnya.   Dengan hasil tersebut, maka Konfercab menetapkan dan memutuskan Tgk Muntasir A Kadir sebagai ketua.    Hingga kini, Tgk A Kadir tercatat sebagai Rektor IAI Al-Aziziyah Samalanga yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek sebagai Ketua PCNU Bireuen.

Zulkifli menyebutkan untuk jabatan Rais PCNU Bireuen dinahkodai Tgk Jamaluddin Idris yang juga imam besar Masjid Agung Bireuen.    Menyangkut kepengurusan lengkap, tim dari rais dan ketua terpilih akan duduk bermusyawarah menetapkan sekretaris, bendahara dan pengurus lengkap lainnya pada kesempatan lain.   “Sementara itu Ketua PCNU sebelumnya diketuai Tgk Saifullah atau dikenal dengan sebutan Abiya Doktor dan Rais Tgk HM Yusuf A Wahab atau lebih dikenal dengan panggilan Tusop,” tutupnya.     Kontributor: B Helmi Editor: Ibnu Nawawi

PCNU Banda Aceh Bahas Salah Paham Istilah Radikalisme

Banda Aceh, NU Online Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Banda Aceh menggagas diskusi bahaya paham radikalisme yang menjadi isu hangat di tengah-tengah masyarakat akhir-akhir ini, Ahad (3/11) lalu di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Banda Aceh. Ketua PCNU Kota Banda Aceh Tgk Rusli Daud mengatakan, diskusi tersebut diadakan karena melihat adanya multitafsir tentang istilah radikalisme dan sejenisnya di tengah masyarakat, sehingga menjadi kegamangan dan salah paham terhadap istilah tersebut.

Menurutnya, jika kegamangan itu tidak diperjelas, maka akan menimbulkan sumber konflik yang mengakibatkan perpecahan umat dan hilangnya peradaban. “Maka PCNU berinisiatif untuk men-tabayun-kan dan mencari informasi apa sesungguhnya radikalisme, sehingga tidak menimbulkan salah paham lagi di masyarakat, khusus masyarakat Kota Banda Aceh yang menganut madzhab Ahlussunah wal Jamaah,” ungkap Tgk Rusli Daud. Oleh karena itu pihaknya bekerja sama dengan Kemanag Kota Banda Aceh mengundang narasumber kompeten di bidang pencegahan radikalisme dan terorisme. Acara tersebut diisi oleh dua narasumber yaitu Kepala Bidang Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Aceh, Mukhlisuddin Ilyas dan Kakankemenag Kota Banda Aceh, Asy’ari. Dalam paparannya, Mukhlisuddin berbicara tentang bahaya dan potensi radikalisme di Aceh. Ia mengatakan selama ini istilah radikalisme sering diarahkan ke orang Islam karena kalau belajar Islam secara utuh disebut radikal atau mengakar, tetapi bukan itu yang dimaksudkan radikal melain mereka yang melakukan kekerasan dan intoleransi. Hal itu dikarenakan adanya kesalahan dalam belajar Islam.  “Radikalisme bisa terpengaruh siapa pun. Tak hanya orang miskin, orang kaya pun bisa juga terlibat radikalisme. Bahkan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah pun bisa mengakibatkan radikalisme di kalangan masyarakat,” ujar peneliti lulusan Universitas Negeri Medan itu. Maka menurut Mukhlis, masyarakat jangan salah pilih guru dalam belajar agama. Karena jika salah pilih guru atau salah pilih kitab, maka akan mempengaruhi pemahaman terhadap Islam itu sendiri.

Santri Asal Aceh Luncurkan Buku Digital di 5 Negara

Banda Aceh, NU Online Santri asal Aceh, Rahmat Saputra meluncurkan buku terbarunya secara digital di 5 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura. Peluncuran dilakukan melalui Google Play Books & Google Books dalam rangka memperingati hari santri, Selasa (22/10).
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Inline Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”rand”]
Buku tersebut ditulis bersama salah seorang dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Ummi Habibatul Islamiyah yang memiliki latar belakang sebagai santri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur.   Rahmat yang merupakan alumni Pondok Pesantren Dayah Darul Hikmah Islamiyah Aceh Barat itu mengatakan bahwa dirinya merasa bersyukur eksistensi dan peran santri yang ikut memperjuangkan Indonesia diakui pemerintah.    “Walau demikian para santri tetap harus berjuang untuk menjadikan Indonesia sebagai inspirasi bagi perdamaian dunia, sesuai slogan peringatan hari santri tahun 2019 ini,” kata Rahmat.   Atas dasar itu ia memberikan akses gratis untuk buku terbarunya yang berjudul Selesai Kuliah dengan Mendeley, Panduan Hebat Menulis Karya Ilmiah. Buku yang dijual dengan harga 70.000 rupiah itu akan digratiskan selama 3 hari sampai dengan 25 Otober.   Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang sedang melanjutkan pendidikan doktoral di Malaysia ini menjelaskan bahwa buku ini membahas tentang bagaimana menulis karya ilmiah dengan baik menggunakan software Mendeley.    “Dengan menggunakan Mendeley, kita bisa memiliki perpustakaan pribadi dalam bentuk virtual, mencari referensi dengan mudah dan membuat daftar pustaka otomatis. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mahasiswa, dosen dan siapa saja yang ingin menulis karya ilmiah,” jelasnya melalui email.   Dalam keterangan terpisah, Jasman, Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) mengatakan penting sekali memiliki buku ini.   “Metodologi penulisan yang bagus akan menghasilkan karya yang bagus pula. Dengan menggunakan Mendeley, membuat karya ilmiah menjadi lebih mudah, terstruktur, kutipan jelas dan daftar pustakapun bisa tercatat dengan rapi, tidak ada yang tertinggal ketika referensi tersebut dikutip,” jelasnya.    Ini adalah launching buku pertama di Aceh yang dilakukan secara digital pada hari santri.    “Buku ini diluncurkan dalam format digital pada peringatan hari santri pada tanggal 22 Oktober 2019, jam 22.00 WIB. Nanti buku ini sudah dapat dibaca oleh pengguna Google Play Books & Google Books di 5 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura,” katanya.    Untuk mengaksesnya, cukup buka Google Play Books & Google Books dengan kata kunci Selesai Kuliah Mendeley atau melalui link rahmatsaputra.com/ok,” kata Rahmat.    Menurutnya, launching ini penting dilakukan untuk merubah kebiasaaan masyarakat dalam menggunakan internet.    “Kami sengaja meluncurkan buku ini di  Google Play Books & Google Books  agar masyarakat terbiasa membaca buku digital. Agar tingkat literasi masyarakat di Indonesia meningkat. Beli paket data, jangan hanya untuk membuka Youtube, WhatsApp, Facebook & Instagram saja. Sekali-kali buka Google Play Books untuk membaca buku dan kitab,” tandasnya.   Google Play Books sendiri adalah aplikasi toko buku digital terbesar di dunia, bersanding dengan Amazon Kindle. Di Indonesia sendiri ada Gramedia Digital yang memberikan akses buku tanpa batas dengan sistem berlangganan.

Dalam riset terbaru yang dilaporkan oleh We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite, terlihat bahwa masyarakat Indonesia masih jarang membaca buku digital baik di Google Play Books atau aplikasi toko buku digital lainnya.  Masyarakat Indonesia lebih sering membuka Youtube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Line & Twitter.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Inline Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”rand”]

Pendiri Komunitas Internet Cerdas Indonesia itu juga menjelaskan bahwa waktu rata-rata yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet adalah 8 jam 36 menit setiap harinya.    “Ini meresahkan  jika tidak diimbangi dengan tingkat literasi yang baik. Apalagi saat ini sudah ada 150 juta pengguna internet aktif di Indonesia yang semuanya aktif menggunakan sosial media,” ungkapnya.   Dirinya ingin menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda agar cerdas menggunakan internet dan bersosial media, supaya dapat membedakan informasi yang benar dan informasi yang tidak benar (hoaks).    “Seharusnya internet menjadikan produktifitas kita meningkat bukan sebaliknya,” tandas Rahmat.     Editor: Ibnu Nawawi

Prospek Bisnis Kopi Meningkat, BLK Aceh Gelar Pelatihan Barista

Jakarta, NU Online Bisnis kedai dan kafe kopi makin berkembang pesat di Indonesia. Sayangnya, hal ini belum diimbangi ketersediaan tenaga barista yang menjadi salah satu profesi penting  dalam industri kopi.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Inline Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”grid” align=”left” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan mengadakan pelatihan kopi saring di Balai Latihan Kerja (BLK) Banda Aceh. Pelatihan kopi saring bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan bekal dasar menjadi barista yang diharapkan mampu memperluas kesempatan kerja baru.   “Kopi saring merupakan salah satu produk unggulan dalam pelatihan barista di BLK Banda Aceh. Apalagi Aceh merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia. Selain itu, budaya masyarakat Aceh akan kopi sudah sangat kental,” kata Kepala BLK Banda Aceh, Teguh Sulistiyono, dalam keterangan Pers Biro Humas Kemnaker di Jakarta, Rabu (10/10).   Teguh mengatakan pelatihan barista profesional menjadi salah satu pilihan yang diminat karena profesi ini masih sangat dibutuhkan. Bahkan prospek untuk menjadi wirausaha seorang barista sangat menjanjikan seiring berkembangnya industri kopi dan mewabahkan kedai kopi di Indonesia.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/113097/prospek-bisnis-kopi-meningkat–blk-aceh-gelar-pelatihan-barista

Inklusivitas Perempuan di Kota Banda Aceh Meningkat

Banda Aceh, NU Online Manajer Program Lakpesdam PWNU Aceh Azwar A Gani menyatakan bahwa gerakan sosial politik perempuan di Kota Banda Aceh sudah masuk dalam kategori inklusi. Hasil riset dan kajian yang dilakukan oleh Lakpesdam PWNU Aceh bahwa Gampong Mulia, Gampong Laksana dan Gampong Peunayong merupakan gampong yang inklusif, dan sangat menghormati keberagaman dan hidup saling berdampingan sejak lama.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Inline Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”left” withids=”” displayby=”tag” orderby=”rand”]

“Gampong tersebut selama ini merupakan contoh toleransi nyata yang ada di Aceh, bagaimana suku, agama, ras hidup rukun dan berdampingan,” ujar Azwar A Gani dalam kegiatan diskusi terfokus di Aula Serbaguna Gampong Mulia, Banda Aceh, Selasa (12/3). Menurut Azwar, saat ini yang harus didorong adalah bagaimana perempuan di Kota Banda Aceh terus mendapatkan posisi yang strategis supaya inklusifitas ini dapat menjadi solusi bagi mereka dalam memenuhi haknya. Qanun Nomor 6 Tahun 2009 Mengatur Hak-hak Sosial Politik Perempuan di Aceh. “Berbicara perbedaan di kawasan tersebut menurut saya sudah selesai. Semua dipersatukan atas kepentingan bahwa kita adalah bangsa Aceh,” paparnya. Ini sekaligus membantah paradigma selama ini bahwa Aceh bukan tempat yang toleran. Bagaimana mesjid dan gereja berdampingan, hari besar dilaksanakan dengan penuh cinta damai, serikat pekerja menyatu atas kepentingan kesejahtraan tanpa ada istilah aseng,” paparnya pada acara yang juga dihadiri perwakilan perempuan dari Gampong Mulia, Gampong Laksana, Gampong Peunayong, dan Komunitas Suku Tionghoa

Azwar menambahkan politik sangat penting untuk perempuan saat ini. Bukan hanya sebagai pemenuhan kouta perempuan pada kontestasi politik, keterlibatan perempuan di dunia politik praktis juga harus memiliki peran penting dalam arah-arah kebijakan politik. (Indra Kariadi/Kendi Setiawan)

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/103548/inklusivitas-perempuan-di-kota-banda-aceh-meningkat

PMII Banda Aceh Baksos di Taman Bacaan Anak Pantai

Aceh Besar, NU Online Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Banda Aceh, Nangroe Aceh Darusalam menggelar bakti sosial bersama Taman Baca Anak Pantai di Pulau Aceh, Aceh Besar, Ahad (10/3). Ketua Koordinator Baksos, Marhaban mengatakan PMII Banda Aceh datang ke lokasi tersebut dengan satu niat untuk saling berbagi ilmu pengetahuan. Menurutnya dunia baca teramat luas dan akan berpengaruh terhadap generasi penerus.

“Sebuah bentuk dedikasi kader PMII untuk mandiri dalam membangun jati diri, agar anak-anak paham terhadap dunia pendidikan,” ungkap Marhaban. Sementara itu, Maryam, pendiri Taman Baca Anak Pantai menyebutkan dirinya sangat mengapresiasi kegiatan baksos yang di dakan. “Taman Baca Anak Pantai sangat berharap untuk dapat mempublikasikan agar adek-adek di sini dapat menerima berbagai ilmu dari para elemen lembaga maupun lainnya,” ujarnya. Dalam acara ini, PMII Banda Aceh turut menyumbangan Al-Qur’an, mukena, serta melakukan pengecatan balai pengajian Nurul Huda di Gampong Lampuyang. Selain itu, dilakukan pemberian buku bacaan oleh majalah Potret, Disbudpar dan masyarakat. (Fauzan/Kendi Setiawan)

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/103511/pmii-banda-aceh-baksos-di-taman-bacaan-anak-pantai