Abi Rusydi : Bergabung dengan NU Harus Ikhlas dalam Berkhidmat dan Rela Berkorban
PIDIE JAYA I NUA– Pada hakikatnya, pemuda adalah pemegang estafet perjalanan sebuah bangsa dan negara. Di tangan merekalah tampuk kepemimpinan diulurkan. Sebab sejarah selalu menunjukkan bahwa sejak dahulu kala, saat ini dan waktu yang akan datang, pemuda merupakan tulang punggung suatu negara. Pemuda merupakan nahkoda bagi pelayaran peradaban suatu bangsa dan agama begitu juga dengan pemuda Ansor.
Demikian diantara poin yang disampaikan Tgk. Rusydi Muhammad, S Sos. I selaku Rais Syuriah NU Pijay dihadapan peserta DTD Ke-1 GP Ansor Pijay, Minggu, (16/2/2020).
Sosok pimpianan dayah yang dikenal dengan panggilan Abi Rusydi itu menjelaskan esensi seorang pemuda dalam perahu Nahdlatul Ulama atau lebih akrab disebut pemuda Ansor atau Banser.
“Dalam mengarungi kehidupan ini salah satu kunci kesuksesannya harus berjiwa ikhlas terlebih bergabung dalam panji NU,” papar Abi yang juga pengurus teras Tastafi dan Sirul Mubtadi.
Abi menceritakan pengalamannyanselama ini meraih keberhasilan dan mendapatkan berbagai macam nikmat berkat dengan mendedikasikan diri dengan keikhlasan.
“Makanya bercintalah dengan sosok sang pujaan hati bernama ikhlas,” pintanya.
Selanjutnya Abi memapatkan bahwa kedepan Pijay harus dihijaukan dengan perahu yang dilahirkan oleh sosok Waliyullah KH. Hasyim Asy’ari bernama NU dengan dunia zikirnya.
“Kita di Pijay ribuan orang bisa dikumpulkan dibawah panji Sirul Mubtadi (Tastafi) untuk berzikir, lantas dengan NU pasti juga bisa dilakukan acara seperti itu di Pijay, Insya Allah,” ungkapnya saat salah seorang peserta menanyakan apakah Pijay bisa dibumikan NU-nya via berzikir layaknya Sirrul Mubtadi dan lainnya.
Terakhir Abi menngingatkan Ketika resmi menjadi pengurus NU dan badan otonomnya termasuk Ansor jangan sampai salah niat. Ikhlaskan seluruh pengabdian kita hanya untuk Allah SWT guna menyiarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Hanya itu ! Bukan yang lain